Work Life Balance, Apa Artinya Bagi Perusahaan?

work life balance artinya

Di dalam perusahaan, mementingkan work life balance artinya peduli dengan kualitas karyawan, serta kelangsungan perusahaan itu sendiri. Sebab itu, beberapa perusahaan atau pemilik usaha kini mulai menerapkannya.

Work-life balance adalah kondisi di mana seorang pekerja bisa mengatur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ini berdampak positif untuk meningkatkan hubungan, keseimbangan kehidupan, kesehatan fisik, dan kehidupan berkeluarga. Kinerjanya juga lebih baik, karena tidak cenderung merosot akibat beban kerja yang berlebihan.

Singkatnya, work life balance merupakan kondisi karyawan yang dapat menyeimbangkan 8 jam kerja dengan kebutuhan pribadi hidupnya. Pasalnya, karyawan juga memiliki tanggung jawab selain dari pekerjaannya.

Kondisi ini akan membuat karyawan mampu menjalani hidupnya tanpa merasa terbebani dengan pekerjaan. Karena itu, penting bagi perusahaan atau pemilik usaha untuk menciptakan kondisi ini di lingkungan kerjanya.

Keuntungan Perusahaan dengan Work Life Balance

Menerapkan kondisi work-life balance artinya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, tidak hanya karyawan saja. Kira-kira, apa saja keuntungan work life balance di perusahaan atau usaha tertentu?

1. Meningkatkan Loyalitas dan Retensi Karyawan

Setiap perusahaan tentu menginginkan karyawan yang loyal, dalam arti memenuhi tugasnya secara maksimal. Namun, perusahaan tersebut juga perlu turut andil dalam mempertahankan loyalitas dan retensi karyawan.

Sebab, karyawan perlahan-lahan akan rentan dengan stress, jenuh, sehingga dapat mengganggu work life balance. Besar kemungkinan, angka turnover karyawan di perusahaan tersebut akan meningkat apabila tidak ada tindakan.

Adapun berbagai alasan yang membuat angka turnover tinggi, adalah ketidakpuasan karyawan terhadap kondisi bekerja. Misalnya perusahaan sering memberikan over work, atau tidak memberikan gaji yang sesuai.

Dengan menciptakan work life balance artinya loyalitas dan retensi karyawan tetap terjaga di perusahaan tersebut. Tidak hanya mampu mengurangi turnover karyawan, namun juga biaya untuk merekrut karyawan baru.

2. Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja Tim

Produktivitas selalu menjadi target bagi perusahaan untuk tetap berjalan sesuai dengan rencana. Namun produktivitas yang dimiliki karyawan, baik secara individual maupun tim, tidak dapat tumbuh dengan sendirinya.

Adapun faktor yang menjadi pendorong untuk produktivitas yaitu performa, kondisi, dan kehadiran tiap karyawan. Ketiga faktor ini dapat dipertahankan dengan cara menciptakan work-life balance.

Apabila kondisi work-life balance terganggu, maka performa karyawan akan berkurang. Kondisi kesehatan juga menjadi terganggu akibat stress, sehingga membuat karyawan jarang hadir di tempat bekerja.

Dengan menciptakan kondisi work life balance, pekerja akan selalu siap sedia untuk memenuhi tanggung jawabnya. Alhasil, produktivitas dan kinerja tim terus berjalan dengan prima, tanpa adanya permasalahan di karyawan.

3. Meningkatkan Citra Perusahaan Sebagai Employer of Choice

Employer of choice merupakan julukan bagi perusahaan yang banyak dipilih pelamar sebagai tempat bekerja. Hal ini bisa dikatakan sebagai penghargaan bagi perusahaan itu sendiri, karena sudah dicap baik.

Untuk mendapatkan employer of choice, perusahaan perlu meningkatkan citra yang baik di mata publik. Salah satunya adalah dengan menerapkan kondisi lingkungan work life balance dalam perusahaan.

Pada dasarnya, work life balance merupakan bagian company culture yang positif. Awalnya, karyawan perusahaan dan lingkungan kerja terlebih dahulu yang mendapat dampak positif dari work life balance.

Nantinya, tidak hanya dari karyawan saja yang mendapatkan dampak positif, namun investor dan pihak terlibat lainnya. Dengan citra yang baik, akan banyak kesempatan kerjasama yang dapat diterima oleh perusahaan.

Implementasi Work-life Balance dalam Perusahaan

Mengimplementasikan work life balance artinya perusahaan akan perlu merubah kondisi lingkungan.dengan yang lebih baik. Berikut beberapa work life balance tips yang dapat diterapkan dalam perusahaan maupun usaha:

1. Menyediakan Kebijakan dan Program Fleksibilitas Kerja

Perusahaan perlu memahami, bahwa perkembangan zaman mengubah bagaimana karyawan ingin melakukan tugasnya. Hal ini juga mengingat bahwa mayoritas karyawan berasal dari generasi yang lebih muda.

Work life balance contoh yang dapat diterapkan adalah membuat program fleksibilitas dalam bekerja untuk para karyawan. Dengan ini, pekerja dapat bebas memilih tempat kerja, kapan bekerja, dan bagaimana kerjanya.

Misalnya, perusahaan dapat memberikan program bekerja di rumah (work from home), yang sempat tenar di masa pandemi. Karyawan yang sudah nyaman bekerja di rumah, akan dapat bekerja dengan lebih produktif.

Selain itu, perusahaan juga bisa memberlakukan kebijakan sistem hours of overlap (HoO). Sistem ini bermanfaat untuk mengatur jam minimum yang dimiliki setiap tim, saat mengerjakan tugas bersama.

2. Membangun Budaya Kerja yang Mendukung Work Life Balance

Di dalam perusahaan, ada yang namanya work culture atau budaya kerja. Yang dimaksud dengan work culture adalah tingkah laku, sifat, dan etika yang membangun suasana normal di lingkungan kerja.

Budaya kerja yang dianggap sehat, mampu menyetarakan tingkah laku setiap karyawan dengan tujuan dari perusahaan secara keseluruhan. Tidak hanya itu, budaya kerja juga memikirkan soal kesehatan pegawai.

Pekerja dengan kondisi sehat secara fisik maupun mental, akan mampu bekerja secara optimal. Kondisi ini dapat dibuat dengan menciptakan budaya kerja yang positif yang cocok antara karyawan dan perusahaan.

Sebaliknya, apabila budaya kerja yang dimiliki perusahaan memberikan dampak buruk, maka produktivitas juga akan menurun. Karyawan yang tidak merasa bahagia maupun sehat, akan perlahan-lahan resign dari perusahaan.

3. Mengedepankan Manajemen yang Berorientasi pada Keseimbangan

Sesuai dengan namanya, work-life balance artinya kerja dan kehidupan yang seimbang. Maka dari itu, manajemen perusahaan perlu menyeimbangan waktu untuk kerja, dan waktu untuk hidup yang dimiliki karyawan.

Lantas, bagaimana cara menyeimbangkan kedua hal tersebut? Perusahaan dapat mencermati tiap usia atau latar belakang karyawan. Setiap karyawan tentu memiliki prioritas hidup yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, karyawan yang termasuk generasi milenial akan lebih memprioritaskan kehidupan kerja dan personal yang lebih seimbang. Mereka menyisihkan sebagian waktu untuk bekerja, dan sebagian menikmati masa muda.

Berbeda dengan generasi milenial, karyawan yang termasuk generasi X akan cenderung lebih memprioritaskan waktu membangun keluarga. Dari sini, tinggal tentukan jam dan tugas yang sesuai dengan kondisi tersebut.

4. Menyediakan Fasilitas dan Sumber Daya yang Mendukung Karyawan

Sejatinya, resource turut membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik di dalam perusahaan. Resource dapat berupa fasilitas dan sumber daya yang dianggap mendukung produktivitas karyawan.

Lalu, apa-apa saja fasilitas atau sumber daya yang perlu dibutuhkan perusahaan, untuk membangun kondisi work life balance? Beberapa fasilitas diantaranya yang bisa disediakan yaitu sebagai berikut:

  • Asuransi yang dapat menjamin kesehatan tiap karyawan. Fasilitas asuransi merupakan hal yang paling penting untuk membantu karyawan apabila sedang mengalami sakit.
  • Pengaturan jadwal kerja yang lebih fleksibel. Misalnya, memberikan opsi work from home atau work from anywhere untuk karyawan, terutama yang memiliki kendala untuk hadir.
  • Program apresiasi performa kerja. Bagi karyawan yang mampu memenuhi tugasnya secara optimal, akan mendapatkan hadiah atau bonus sebagai apresiasi.
  • Program pengembangan skill atau training. Karyawan yang masih muda dapat melatih kemampuannya, agar dapat berkembang dan produktif untuk perusahaan, maupun hal baru.

Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat menambahkan fasilitas fisik kepada karyawan untuk membantu proses pekerjaan. Mulai dari air conditioner, transportasi untuk karyawan, hingga peralatan yang lebih memadai.

Kesimpulannya, work-life balance artinya keseimbangan waktu karyawan dalam bekerja dan menjalani hidupnya. Dengan memiliki kehidupan seimbang, saat pulang kerja, pekerja tetap dapat menikmati dunia luar tanpa terus membawa pekerjaan di pikiran, dan ini menjadi indikator keberhasilan dalam mencapai keseimbangan yang baik.

Sebab itu, perusahaan manapun perlu menciptakan keseimbangan yang sehat dan berkelanjutan. Sejatinya, work-life balance di Indonesia masih butuh perjalanan yang jauh untuk dianggap menjadi norma di dunia kerja modern. Setidaknya, satu per satu perusahaan akan mulai mengadaptasi sistem positif ini.

Untuk informasi menarik lainnya mengenai dunia kerja, jangan lupa cek Workfrom sekarang!


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *